Days of Days

ada sesuatu yang datang, bahkan yang belum pernah kubayangkan sebelumnya

hidup terkadang sering tidak baik baik saja, bahkan cenderung kelewatan di hari hari sebelumnya. namun apapun kamu hari ini adalah hasil dari dirimu yang lalu. hal hal yang sering kupikirkan tentang hari hari yang telah kulewati adalah kata ‘jika’ ‘andai’ dan ‘bagaimana’.

ada hari hari yang sulit kudefinisikan bahagianya lalu ada hari yang tak bisa kujelaskan alasan kesedihannya. namun untuk hari ini sepertinya adalah dimana aku dan dimana semua keraguan sedang memuncak. Semua tanda tanya sedang mengacung, menanti dalih dari sang empunya pemikiran. Tak sedikit sesal ingin kembali ke suatu masa tapi kembali sadar kesana pun tak akan merubah persinggungan garis pertemuan.

Hari ini mencoba memikirikan masa depan, menatap indahnya ambisi, berpelukan dengan rencana, tetapi kembali lagi kemalasan dan keraguan kembali menggoda. Sebaiknya hari ini banyak kuluangkan untuk bercerita, mencari nasihat baru untuk menguraikan juntaian simpul dikepala, tapi kerap kali sulit bagiku yang kurang terbuka. Berujung ke kata kata depresi yang kurangkai sendiri, lika liku sederhana yang sering kali kupersulit jutaan kali. Sepertinya memang sulit sekali ya berteman dengan diri sendiri, terutama dengan pemikiran rumit ini.

Hari ini hanya diisi dengan rencana tanpa aksi, angan angan tanpa bukti, hanya berselancar di dunia maya sampai memicing melihat pesta pora pencapaian orang orang. sembari meyakinkan diri sendiri mengenai perbedaan waktu setiap jiwa, tak masalah jika tidak melakukan hal benar dan besar. padahal terkadang kata kata seperti itu hanya sebagai pembenaran atas segala kesalahan dan kemalasan yang ada. sepertinya memang banyak yang harus dirubah, harus lebih dekat kepada Sang Kuasa, menjadi lebih terbuka, mengurangi perasaan ceria dan duka yang kadang sebenarnya tak bertuan. mencoba mencari solusi tanpa banyak ekspektasi, bukankah kekecewaan disebabkan tingginya harapan tanpa pembuktian?

memang benar adanya bersyukur dan bersyukur atas segalanya memang jalan terbaik melewati terjalnya dunia.

pandemi hari ini masih belum juga membaik. hari ini 1 tahun yang lalu menurut arsip sosial media aku sedang berada dirumah, sedang sibuk menyiapkan segala kegiatan dari dunia maya. namun hari ini aku berada di perantauan dengan segala beban rindu akan kampung halaman, rumah dan teman teman. banyak hal hal baru yang harus dipaksa terbiasa dengan beragam peraturan yang tak jarang datang dengan tiba-tiba. membiasakan kita hanya untuk mencari hiburan seperlunya, tidak bisa lagi kesana kemari sebebasnya. jika menatap kilas balik rasanya seperti akan sangat janggal jika nantinya menonton konser kembali atau berpesta ria tanpa rasa khawatir dan curiga. semoga lekas membaik dunia. semoga kita semakin peka terhadap hiruk pikuk lingkungan kita dan meningkatkan rasa membantu sesama.

Related posts:

A poetry about how damaged a soul can be due to love.. “More Than a Broken Heart” is published by Muthia Huda in The Creative Cafe.

You might say that the past two entries have been centered on my frustrations, so for this week I am writing about my joys. Most mornings, I practice gratitude which centers on me listing items that…

If you want to come up with content ideas, or find content that you can share, then you need to listen to what is going on in your industry. The most basic way of doing this, whether you already use…